Love these songs^^

Sabtu, 31 Mei 2014

Sinopsis Big Man Episode 9 Part 1



 


Setelah menendang Ji Hyuk ke lautan, Bum Shik dan anak buahnya pergi




Mi Ra sedang menemani Jin Ah untuk membeli baju. Jin Ah “Bagaimana kalau yang ini?”. Mi Ra “Daripada yang itu yang di depan anda sepertinya lebih bagus”. Jin Ah “Benarkah? Aku lebih suka yang ini. Aneh. Kukira kita punya selera yang sama. Soal baju dan juga soal pria (Ehem ehem.kekeke)”. Jin Ah mengambil salah satu baju pria “Bagaimana menurutmu?”. Mi Ra “Apa?”. Jin Ah “Kalau Kim Ji Hyuk memakainya karakternya akan muncul, kan?”. Mi Ra “Entahlah, aku tidak yakin”. Jin Ah “Terlalu norak, kan? Saat aku ke Amerika besok lusa aku takkan kembali. Aku akan tinggal bersamanya di sana. Bukankah kami cocok? Si sampah dan Psycho”


Dae Sub membantu membawakan barang belanjaan Hong Dal Sook. Dae Sub “Bibi sudah mendapat kabar dari Ji Hyuk?”. Hong Dal Sook “Belum, kenapa? Dia menghilang lagi?”. Dae Sub “Astaga, aku belum mendapat kabar dari dia beberapa hari ini”. Hong Dal Sook “Apa dia ke luar negeri diam-diam?”. Dae Sub “Aku paham kalau dia tidak meneleponku, tapi aku tidak mengerti kenapa dia tidak meneleponmu. Melihat dia mengemas barang-barangnya sepertinya bukan liburan singkat”. Hong Dal Sook “Dia bilang padamu kalau dia liburan?”. Dae Sub “Aku merasakan seperti itu”. Hong Dal Sook “Aku yakin dia hanya ingin menyendiri. Saat dia sudah merasa lebih baik, dia akan segera kembali”


Jin Ah berbicara ditelepon “ Dia pasti sudah dalam pesawat. Dia kabur untuk menghindariku. Dia pasti berkeliaran di sekitar New York. Cari di seluruh tempat dan temukan dia, paham?”



Dae Sub datang ke markas Bum Shik dan melihat ke dalam markas Bum Shik “Tidak mungkin, dia tidak mungkin...”. Dae Sub menjawab telepon yang masuk “Halo?Ya, ini aku. Dimana?”




Para pedagang dari pasar Guchangdo protes di perusahaan Hyun Sung. Ahjussi A “Bagaimana mungkin kau sebut ini kompensasi?”. Yoo Jae “Pembangunan mal sudah dihentikan untuk sementara waktu ini”. Dong Suk yang baru sampai hanya melihat protes itu dari belakang. Ahjumma A “Apa maksud semua ini? Saat Ji Hyuk menjadi Presiden, katanya tidak begini”. Ahjussi Park “Bukankah aku sudah bilang pada kalian? Jangan mempercayai dia”. Ahjussi A “Setidaknya kau harus memberikan nilai kontrak pada kami. Ini penipuan. Nilainya bahkan tidak sesuai dengan perjanjian”. Ahjumma A “Kami semua akan kehilangan toko kami dan tinggal di jalanan. Untuk membuka toko yang baru di mal kami sudah menutup toko kami. Kami sudah bekerja untuk pembukaan toko yang baru. Dengan uang ini, untuk menutup bunga pinjaman saja takkan cukup”. Yoo Jae “Karena kalian sudah membuat kontrak dengan Presdir kami sebelumnya hanya dia yang bisa menyelesaikannya”. Ahjussi Park “Kalau begitu, kami harus bertemu Presdir yang sekarang. Kami mau bertemu dengan Presiden yang sekarang. Jika dia masih memiliki belas kasihan dia takkan membuat kami bangkrut seperti ini”. Yoo Jae melihat Dong Suk yang berada di belakang para pedagang pasar memberi kode untuk tidak memberitahu keberadaannya dan pergi (lebih tepatnya melarikan diri. Dasar Dong Suk gak tahu bertangggung jawab). Yoo Jae “Baiklah, baik. Tapi Presiden sedang dalam perjalanan bisnis ke luar negeri”. Para pedagang bertambah kesal





Dae Sub datang ke sebuah RS. Ia masuk di salah satu ruangan dan melihat Ji Hyuk yang duduk ketakutan (Kasihan Ji Hyuk). Dae Sub “Hyung Hyung. Apa yang terjadi? Kenapa dengan wajahmu? Hyung ini aku, Dae Sub”. Dae Sub menitikkan air matanya melihat Ji Hyuk dengan kondisi seperti itu. Dae Sub “Kenapa tingkahmu seperti orang gila? Apa yang sudah mereka lakukan padamu?”. Dae Sub mengajak Ji Hyuk untuk pulang tapi Ji Hyuk menolak tidak mau pergi. Dae Sub “Kata dokter, kau sudah boleh pulang. Ji Hyuk, ayo kita pulang”. Ji Hyuk menggeleng “Tidak. Aku tidak mau pergi”





Ji Hyuk duduk melamum di sudut kamarnya. Dae Sub masuk membawa makanan untuk Ji Hyuk. Dae Sub “Hyung, Kau mau mencobanya? Bagaimana mungkin selama beberapa hari ini kau tidak makan? Hyung. Kau harus makan. Kau akan mati jika terus begini”. Ji Hyuk “Dae Sub. Beritahu pada yang lainnya kalau aku sudah mati”. Dae Sub “Apa?”. Ji Hyuk “Jika aku mati dan menghilang mereka takkan mencariku lagi”. Dae Sub “Apa kau sudah gila? Kau masih hidup tapi kenapa kau ingin orang lain mengira kau sudah mati?”. Ji Hyuk “Tak ada seorang pun yang tahu kalau aku masih hidup. Jadi bilang saja kalau aku sudah mati”. Dae Sub “Pada siapa? Bajingan-bajingan yang sudah melakukan hal ini padamu? Kau takut pada mereka? Hyung, Kau ingat? Dulu, di pasar kita berkelahi dengan sepuluh orang. Lalu, kau bilang super. Kau menghabisi mereka semua satu per satu. Kau ingat itu, kan? Dan saat pertandingan nasional kau menghadapi juara kedua.  Pria yang tinggi itu. Kau juga menghabisinya dengan satu pukulan. Kau ingat, kan? Itulah kau yang sebenarnya, landak. Kau itu landak yang tidak pernah takut pada apapun di dunia ini. Ingat kan?”. Ji Hyuk “Katakan saja kalau aku sudah mati”. Dae Sub membanting makanan yang ia bawa “Kenapa kau seperti ini Hyung. Kenapa kau mendadak menjadi bodoh seperti ini? Kumohon sadarlah. Kembalilah seperti dulu dan kau harus membalas perbuatan mereka. Aku akan membantumu, ya? Kita harus membalas dendam pada mereka. Hyung!”



Ahjussi Park yang mabuk sedang berbicara ditelepon “Sudah kubilang. Aku tidak punya uang untuk melunasi hutangku. Paham? Brengsek, aku sama sekali tidak punya! Apapun yang akan kau lakukan. Aku tidak punya uang untuk melunasinya. Astaga, kembali saja kesini dan ambil semua pakaian lusuh ini. Kau boleh mengambil semuanya !”. Ahjussi Park membanting teleponnya dan mengacak-acak jualannya. Ahjussi A mencoba menenangkan Ahjussi Park (Sampe sekarang aku gak tahu namanya ahjussi yang satu ini..Sawryy). Ahjussi A “Tenanglah”. Ahjussi Park“Kenapa aku harus selalu terjebak dalam masalah seperti ini? Apa yang sedang dilakukan Ji Hyuk sekarang? Apa dia akan membantu kita?”. Ahjussi A “Aku belum melihat dia sama sekali. Tapi bukankah setidaknya dia sudah berusaha?”. Ahjussi Park “Berusaha? Usaha ?Sudahlah. Aku sudah tidak bisa mempercayainya. Aku tidak lagi mempercayai dia. Sekarang, aku lelah”. Ahjussi A “Kumohon, jangan minum lagi malam ini”




Dae Sub masuk ke dalam kamar Ji Hyuk dan mengambil makanan yang tidak dimakan Ji Hyuk. Saat akan keluar Ji Hyuk memanggil Dae Sub. Dae Sub kaget “Hyung, kenapa? Kau mau makan? Kau butuh sesuatu? Katakan saja apa yang kau inginkan”. Ji Hyuk “Aku merindukan ibuku”. Dae Sub “Ibu? Bibi Dal Sook ? Sekarang, dia pergi ke rumah ibunya. Kurasa dia akan khawatir, jadi aku belum memberitahu dia soal dirimu. Hyung, Kau harus makan sesuatu sebelum kau menemuinya. Apa perlu kupanaskan lagi supnya?”.Telepon Dae Sub berbunyi “Hyung, tunggu sebentar, ya”



Dae Sub menjawab teleponnya “Ya Bibi, apa? Apa maksudmu? Siapa? Ahjussi Park? Apa katamu? Ahjussi Park meninggal?”. Ji Hyuk mendengar pembicaraan Dae Sub “Siapa yang meninggal?”






Para pedagang pasar menangisi tubuh Ahjussi Park yang tidak bernyawa. Dae Sub datang bersama  Ji Hyuk. Ji Hyuk melihat wajah Ahjussi Park dan mengingat kebaikan Ahjussi Park yang membelanya saat di kantor polisi. Ahjussi A “Kau kenapa kau malah muncul kesini? Kenapa kau muncul? Ini sama saja dengan kau sudah membunuhnya. Kau pembunuhnya. Masalah ini bukanlah hal yang akan berakhir dengan kematiannya saja. Mulai sekarang banyak orang yang akan mati. Apa yang akan kau lakukan? Apa akhirnya kau akan membunuh semua orang yang bekerja di pasar? Apa yang sudah pernah kami lakukan untukmu?  Kau tahu seberapa besar rasa percaya kami padamu? Kenapa kau malah tega melakukan hal ini padamu kami, hah?”.




Ji Hyuk sudah duduk bersama Hong Dal Sook. Ji Hyuk “Ibu. Kenapa Ahjussi Park meninggal?”. Hong Dal Sook “Itu terjadi begitu saja”. Ji Hyuk “Apa karena aku? Dia mati karena aku, kan?”. Hong Dal Sook “Ji Hyuk”. Ji Hyuk “Ibu”. Hong Dal Sook “Baiklah. Anggap saja aku ini ibu kandungmu. Mulai sekarang, aku akan menjadi ibumu. Jadi demi ibumu kita kembali seperti dulu, ya?”. Ji Hyuk dan Hong Dal Sook menangis bersama. Ji Hyuk “Ibu. Bagaimana aku bisa hidup? Ibu. Bagaimana aku bisa hidup?”





Keluarga Kang berkumpul di meja makan. Kang Sung Wook “Sudah lama kita tidak makan malam bersama seperti ini”. Jin Ah “Kita? keluarga yang sebenarnya? Apa-apaan ini? Bagaimana mungkin aku bisa mempercayainya?”. Kang Sung Wook “Apa?”. Jin Ah “Ayah. Apa mungkin aku juga sudah ditipu oleh kalian?”. Choi Yoon Jung “Jin Ah, cukup”. Kang Sung Wook “Kami bersalah. Jadi jangan membicarakannya lagi, ya? Ayahmu ini sedang stress”. Choi Yoon Jung “Jika kau membicarakannya lagi ibu akan mengusirmu dari rumah ini”. Jin Ah “Tolong usir aku sekarang”. Dong Suk “Kalau kau sangat tidak menyukai rumah ini cepatlah menikah dengan Myung Ho. Bukankah itu mudah?”. Jin Ah “Apa pernikahan itu soal latar belakang? Kau harus menikahi seseorang itu berdasarkan sifatnya. Kau tidak ingat ucapannya?”. Choi Yoon Jung “Kau membicarakan dia lagi”. Dong Suk “Jin Ah, Myung Ho menyukaimu. Dia hanya tidak mau menunjukkannya”. Jin Ah “Tapi, dia masih saja menemui wanita lain”. Dong Suk “Apa kau juga tidak menemui pria lain saat kau tidak bersamanya? Mulai sekarang, keluarga Myung Ho akan menjadi bagian besar dalam bisnis yang kita lakukan. Kalau kau menikahi dia maka akan menguntungkan untuk perusahaan kita”. Jin Ah “Pernikahan macam apa ini? Kalau begitu, ini bisnis. Lalu, kenapa tidak kau sendiri saja yang menikah? Lebih mudah, kan? Apa perlu aku yang mengatur nya? Perusahaan mana yang kau mau? Grup Yoo Jin atau Grup Sung Dong? Kau juga takkan menikahi seseorang dengan alasan seperti itu”. Choi Yoon Jung “Jin Ah. Kenapa kau pikir kalau dia tidak akan menikahi seseorang dari keluarga itu? Jika ada koneksinya, dia akan melakukannya”. Raut wajah Dong Suk langsung berubah. Jin Ah “Benarkah? Kau serius? Cepat jawab sekarang!”. Dong Suk “Aku sudah selesai”. Dong Suk pergi dari meja makan. Jin Ah “Kenapa kau tidak bisa menjawab?”. Choi Yoon Jung “Jin Ah!”. Jin Ah juga pergi dari meja makan




Goo Duk Kyu berbicara di telepon “Iya, aku sudah sarapan. Aku harus lembur karena pekerjaanku. Baiklah, aku takkan terlambat. Kalau begitu, baiklah”. Goo Duk Kyu menutup teleponnya dan bertanya pada beberapa karyawan yang ramai-ramai melihat layar komputer “Ada apa?”. Yoo Jae menujuk surat pengumuman jabatan baru yang mencantumkan namanya. Goo Duk Kyu membaca surat itu “Kau naik jabatan, ya?”. Yoo Jae merasa tidak enak karena Goo Duk Kyu diturunkan dari jabatannya “Kepala tim, Kau sudah bekerja terlalu keras selama ini, jadi bukankah itu artinya kau harus istirahat?”. Goo Duk Kyu “Selamat, senang rasanya bisa hidup sepertimu. Terkadang seharusnya aku lebih berusaha. Ini semua terjadi karena aku tidak tahu diri. Tidak apa-apa. Untung aku tidak kehilangan pekerjaanku di usiaku sekarang ini. Kembalilah bekerja”. Dua orang karyawan wanita membahas masalah pemindahan Goo Duk Kyu. Wanita A “Apa yang terjadi?Kepala tim Goo tidak melakukan hal yang salah, kan?”. Wanita B “Ini karena dengan Presiden Kang Ji Hyuk dia bekerja dengan sangat baik”



Goo Duk Kyu masuk di ruangan kerja barunya (lebih mirip gudang). Goo Duk Kyu “Wua. Ini luas. Isteriku akan senang karena aku takkan lembur. Di sini menyenangkan dan tenang. Ini bagus”. Goo Duk Kyu duduk di kursi dan kursi itu patah. Goo Duk Kyu “Bahkan sekarang kursi pun menertawaiku”






Ji Hyuk datang ke pasar Guchangdo yang sudah berubah menjadi sepi. Ji Hyuk kaget saat melihat semua lapak di pasar sudah ditempel kertas “Tutup”. Ji Hyuk memanggil-manggil Hong Dal Sook dari luar tempat jualan Hong Dal Sook yang juga sudah tertutup “Ibu ! Ibu!”. Ahjussi A datang “Ibu? Setelah yang sudah kau lakukan kau masih sanggup memanggil dia ibumu?”. Ji Hyuk “Paman”. Ahjussi A “Kau tidak tahu? Setelah kau menjebaknya kau masih tidak tahu?”. Ji Hyuk “Apa?”. Ahjussi A “Karena ulahmu pada seluruh orang di pasar yang sudah seperti keluargamu sendiri! Ibumu yang sebenarnya juga bukan ibu kandungmu yang harus menanggungnya!”. Ji Hyuk “Apa maksudmu?”. Ahjussi A bercerita “Orang-orang di pasar mencarimu. Dan mereka membuat keributan agar uang mereka bisa kembali. Dia mengambil uang jaminan untuk restorannya. Dia membagi uangnya dan dia berikan uang itu pada semua orang. Kau tahu apa yang dia katakan pada mereka?”. Ji Hyuk “Apa katanya?”. Ahjussi A “Dia ingin mereka memaafkan dirimu. Ji Hyuk itu pria malang, jadi kumohon maafkan dia”


Ji Hyuk melihat Hong Dal Sook yang berjualan di jalanan, ia sedih melihat Hong Dal Sook yang berkorban untuk dirinya.




Ji Hyuk sudah mabuk-mabukan di jalan. Ia menabrak pejalan kaki yang lewat dan jatuh. Ji Hyuk tidak berdiri lagi, ia mengingat kebersamaannya bersama para pedagang pasar yang sudah seperti keluarganya sendiri




Ji Hyuk sudah berada di dalam kamarnya, ia terus berpikir dan akhirnya memutuskan pergi ke Hyun Sung. Ji Hyuk terlihat sangat marah, ia mengambil tongkat bisbol dan berlari tanpa alas kaki menuju Hyun Sung



Ji Hyuk sampai di depan Hyun Sung dengan telapak kaki yang sudah berdarah (Poor Ji Hyuk). Ji Hyuk menatap gedung Hyun Sung dengan penuh amarah.




Mi Ra yang sedang menelpon kaget karena melihat Ji Hyuk yang sudah berdiri di depan Hyun Sung. Mi Ra menutup teleponnya dan berlari menuju Ji Hyuk. Ji Hyuk yang tadinya penuh amarah, sadar dan menjatuhkan tongkat bisbol yang ia bawa. Saat Mi Ra sudah sampai di luar Hyun Sung, Ji Hyuk sudah tidak berada di tempat itu. Mi Ra melihat tongkat bisbol yang Ji Hyuk tinggalkan







Goo Duk Kyu memberikan surat pengunduran dirinya pada Dong Suk. Dong Suk “Kau tidak senang?”. Goo Duk Kyu “Tidak, sama sekali”. Dong Suk “Lalu, kenapa tiba-tiba kau mengundurkan diri ?”. Goo Duk Kyu “Aku hanya merasa badanku kurang sehat”. Dong Suk “Dimana?”. Goo Duk Kyu “Punggungku. Aku sudah duduk dan bekerja selama bertahun-tahun. Punggungku bermasalah, jadi aku tidak bisa terlalu sering membungkuk. Jadi saat aku bertemu atasanku aku tidak bisa membungkuk. Sepertinya ini menjadi masalah penting saat bekerja. Dong Suk “Astaga”. Goo Duk Kyu “Kumohon terima surat pengunduran diriku”. Saat akan keluar Goo Duk Kyu melihat papan yang menjadi moto Hyun Sung (Kita adalah keluarga), ia berbicara lagi “Ada satu hal yang membuatku penasaran. Bagi anda, posisi sebagai Preiden apa anda pernah memikirkan posisi itu untuk orang lain?”. Dong Suk diam. Goo Duk Kyu melanjutkan kata-katanya “Aku yakin tidak pernah, kan? Itu hanya posisi yang menguntungkan anda, kan? Itulah perbedaan antara Presiden Kim Ji Hyuk dan anda. Ngomong-ngomong, semoga hidup anda menyenangkan”. Dong Suk “Pria bodoh”



Ji Hyuk sedang berpikir, ia mengingat kata-kata Ahjussi A (Maafkeun akyuu, aku belum tahu namanya siapa..heheh) dan menghubungi Goo Duk Kyu “Ini aku, Kepala tim Gu. Kim Ji Hyuk”



Mi Ra menindis bel di rumah Ji Hyuk dan yang keluar adalah Dae Sub. Dae Sub “Ada apa?”. Mi Ra “Soal Ji Hyuk”. Dae Sub “Kenapa kau mau menemui dia lagi?”. Mi Ra “Dia di sini, kan? Dia kembali, kan?”. Dae Sub “Apa lagi yang mau kau ketahui? Kau mau tahu apakah dia itu masih hidup atau mati?”. Mi Ra “Apa?”


Mi Ra berjalan dengan sangat lemah, ia tidak percaya atas apa yang baru ia dengar dari Dae Sub “Mereka berusaha membunuh dan membuangnya ke laut. Apa mereka itu manusia?Anjing bahkan lebih baik dibandingkan mereka”.



Dong Suk yang datang untuk menjemput Mi Ra menyuruh Mi Ra masuk ke mobilnya. Mi Ra “Maaf. Aku ingin istirahat di rumah hari ini”. Dong Suk “Memangnya kenapa? Kau sakit?”. Mi Ra “Tidak, hanya saja...”. Dong Suk “Masuklah. Aku akan membuatmu merasa lebih baik. Selain itu, kau akan lebih sering datang ke rumah kami nanti”





Dong Suk dan Mi Ra sudah berada di sebuah toko tas. Dong Suk “Kau suka yang mana?”. Mi Ra “Entahlah”. Dong Suk “Apa tidak ada yang kau sukai?”. Mi Ra “Entahlah, aku tidak tahu”. Dong Suk “Benarkah? Kalau begitu, mau kupilihkan?”. Dong Suk mengambil sebuah tas “Yang ini bagus. Berikan sendiri pada adikmu. Aku harus tampil sempurna di depan keluargamu. Dengan begitu, dia takkan menolak pernikahan ini”. Dong Suk juga membelikan banyak tas untuk Mi Ra. Mi Ra yang tidak tahan dengan rasa penasarannya, menanyakan tentang kepergian Ji Hyuk. Dong Suk “Kenapa kau menanyakannya lagi?”. Mi Ra “Tidak apa-apa. Kurasa aku sudah melihatnya”. Dong Suk “Dimana?”. Mi Ra “Di jalan. Aku pasti hanya melihat orang yang mirip dengannya”. Dong Suk “Benar. Tidak mungkin itu dia. Aku mendapat laporan kalau dia sudah pergi ke Amerika”




Goo Duk Kyu sedang duduk di taman. Ia mengeluh tentang hari yang terasa sangat lama. Ji Hyuk datang “Kepala tim Goo”. Goo Duk Kyu “Wajahmu kenapa?”. Ji Hyuk “Itu terjadi begitu saja. Bagaimanapun juga maafkan aku”. Goo Duk Kyu “Kenapa kau minta maaf?”. Ji Hyuk “Sepertinya kau dipecat karena aku”. Goo Duk Kyu “Ini karena waktu. Lagipula, Hyun Sung Distribusi takkan bertahan lebih lama lagi. Saat kondisi perusahaan itu mulai turun lebih bagus kalau aku sudah mendapatkan uang pesangonku sebelum perusahaan itu bangkrut. Itu lebih bagus. Ngomong-ngomong, kenapa anda ingin menemuiku?”. Ji Hyuk “Aku tidak melakukan perintah mereka”. Goo Duk Kyu “Aku sudah tahu. Meskipun singkat, aku sudah mengawasi anda dengan baik saat bekerja. Aku sudah bekerja di Hyun Sung selama 20 tahun. Yang berbohong atau yang mencuri milik orang lain. Biasanya aku tahu”. Ji Hyuk “Jujur... Aku hanya ingin membunuh mereka semua. Jika aku mempertaruhkan nyawaku dan mencoba melakukannya aku mungkin berhasil. Tapi meskipun aku membunuh mereka semua kurasa itu semua akan sia-sia”. Goo Duk Kyu “Anda sudah membuat keputusan yang tepat”. Ji Hyuk “Masalahnya adalah selanjutnya selanjutnya aku tidak tahu yang harus berbuat apa. Kira-kira aku harus apa? Apa yang harus kulakukan agar orang-orang di sekitarku tetap aman? Itulah yang tidak kuketahui”. Goo Duk Kyu “Ini karena orang-orang di pasar, kan? Astaga, iya, soal itu”. Ji Hyuk “Kepala tim Goo, Kaulah satu-satunya orang yang bisa kupercaya. Aku harus bagaimana kumohon bantu aku”. Goo Duk Kyu “Soal itu memang sangat sulit”. Ji Hyuk “Seseorang mati karena aku. Aku sudah membiarkan hal ini terjadi. Kumohon bantu aku, Kepala tim Goo”




Ji Hyuk terus mengikuti dan meminta bantuan dari Goo Duk Kyu. Goo Duk Kyu “Kenapa anda masih melakukan hal ini padaku? Aku sudah dipecat.Tidak ada lagi yang bisa kulakukan, paham? Pergilah”. Ji Hyuk “Tapi Kepala tim, Hanya kau yang bisa kuandalkan”. Goo Duk Kyu “Benarkah? Kalau begitu, lakukan saja sesuai ucapanku ini. Rebut kembali  Hyun Sung Distribusi. Maka, semuanya akan selesai. Anda menjadi Presdirnya lagi dan berikan kompensasi yang sesuai pada orang-orang di pasar itu. Paham? Aku pergi dulu”. Ji Hyuk “Tunggu. Agar bisa melakukannya aku harus bagaimana?”. Goo Duk Kyu “Apanya yang harus bagaimana? Jika aku tahu caranya, apa sekarang ini aku akan menjadi pengangguran? Aku sudah melakukannya dan menjadi Presidennya sendiri”. Ji Hyuk “Jika aku bisa melakukannya aku rela menukarnya dengan jantungku”





Keluarga Kang dan Keluarga Moon (Keluarganya Myung Ho) sedang berkumpul. Kang Sung Wook “Maaf seharusnya kami mengundang kalian sejak dulu”. Ayah Myung Ho “Tidak apa-apa. Akhir-akhir ini, kurasa anda cukup sibuk”. Kang Sung Wook “Ada banyak hal yang sudah terjadi”. Ayah Myung Ho “Aku kaget saat membaca berita di koran. Kukira dunia sudah menggila”. Kang Sung Wook “Ah Iya, Ngomong-ngomong, kenapa Jin Ah lama sekali?”. Choi Yoon Jung “Aku yakin dia berdandan agar terlihat cantik di depan kita. Itu dia”. Choi Yoon Jung menunjuk Jin Ah yang baru turun dari tangga, Jin Ah sedang berbicara di telepon “Cepat temukan dia sekarang! Dia sudah punya tiket dua. Apa? Dari foto yang kukirimkan padamu wajah Kim Ji Hyuk yang ada di bandara berbeda? Kau yakin? Baiklah. Sampai nanti”. Kang Sung Wook kaget karena Jin Ah mencari tahu tentang Ji Hyuk





Jin Ah yang kesal karena tidak mendapatkan kabar baik tentang Ji Hyuk duduk di sebelah Myung Ho. Choi Yoon Jung menegur Jin Ah “Kang Jin Ah. Kau tidak menyapa?. Jin Ah menyapa orang tua Myung Ho dengan ekspresi yang datar. Myung Ho “Salam macam apa itu?”. Jin Ah “Lalu, aku harus bagaimana?”. Myung Ho “Salammu tidak tulus”. Jin Ah berdiri dan mengucapkan salam dengan bahasa kerajaan (ahahahah) “Bagaimana kabar anda? Semoga panjang umur”. Jin Ah “Puas?”. Myung Ho kesal melihat Jin Ah tetapi Ayah Myung Ho malah tertawa melihat kelakuan Jin Ah. Ayah Myung Ho “Aku suka Jin Ah yang cool seperti ini. Setelah mereka menikah Myung Ho yang masih tidak tahu apa-apa, akan diikat terus oleh Jin Ah, iya kan? Bukankah begitu, istriku?”. Dong Suk “Maafkan aku Presiden. Aku minta maaf atas kelakuan adikku”. Ayah Myung Ho “Tidak apa-apa, sungguh. Aku sangat menyukainya. Itu bagus”




Goo Duk Kyu berbicara di telepon “Iya. Senin? Aku mengerti. Sampai nanti. Terima kasih”. Goo Duk Kyu menutup teleponnya dan berbicara dengan Ji Hyuk “Sekarang, kita sudah membuat janji. Anda akan menemuinya”. Ji Hyuk “Siapa?”. Goo Duk Kyu “Presiden Jo Hwa Soo. Hyun Sung sesekali harus meminta bantuannya saat terjadi sesuatu yang buruk. Anggap saja dia pemain terkenal dalam uang tunai”. Ji Hyuk “Tapi kenapa aku menemuinya?”. Goo Duk Kyu “Dia selalu mengawasi  Hyun Sung distribusi”. Ji Hyuk “Benarkah? Kalau begitu, kami punya tujuan yang sama”. Go o Duk Kyu “Benar sekali. Pokoknya, aku akan menelepon anda hari Senin”. Ji Hyuk “Terima kasih, Kepala tim. Terima kasih banyak. Aku pasti akan mengangkat teleponmu hari Senin”. Goo Duk Kyu “Tunggu sebentar. Kurasa aku harus mengatakannya pada anda. Mengenai Presdir Jo Hwa Soo. Anda tahu apa itu penjahat, kan? Seorang penjahat dalam film. Dia itu seperti penjahat. Penjahat terbaik yang pernah kulihat. Anda takkan menyesal, kan?”. Ji Hyuk “Tidak. Aku takkan menyesal”






Jin Ah memainkan Cellonya untuk semua orang yang hadir di rumahnya. Ia mengingat kenangannya bersama Ji Hyuk dan menangis. Jin Ah berhenti memainkan Cellonya dan membuat semua orang heran. Jin Ah “Ayah. Aku tidak tahan kalau aku tidak tahu apa-apa. Apa yang sudah Ayah lakukan padanya?”. Kang Sung Wook merasa tidak enak dengan pertanyaan Jin Ah, karena di situ ada Keluarga Moon “Maksudmu siapa?”. Jin Ah “Siapa lagi kalau bukan Kim Ji Hyuk. Kudengar dia ke Amerika. Kudengar dia sudah mau berangkat. Tapi, ada orang lain yang datang. Dia bukanlah orang yang akan melakukan hal semacam itu”. Kang Sung Wook “Kenapa kau membicarakannya di depan tamu kita? Kau sudah gila?”. Jin Ah “Seberapa besar Ayah berusaha menyiksanya, aku tetap akan melindunginya. Aku!”. Jin Ah pergi meninggalkan keluarganya dan keluarga Myung Ho.



Myung Ho mengejar Jin Ah. Myung Ho “Apa maksudmu?”. Jin Ah “Sekarang, carilah orang yang kau sukai. Aku juga akan mencari pria yang kusukai”. Myung Ho “Hei. Wanita yang aku sukai itu kau”. Jin Ah “Sudah terlambat”





Ayah dan Ibu Myung Ho juga berdiri dari kursi mereka. Ayah Myung Ho “Terima kasih sudah mengundang kami. Kami sudah menerima hadiah yang sangat mahal hari ini. Istriku, kita pulang sekarang”.